Nas: “Ia masuk dan menutup pintu sehingga ia sendirian bersama anak itu, lalu ia berdoa kepada Tuhan.” (ay.33).
- Anak perempuan Sunem itu meninggal di pangkuan ibunya. Segera perempuan itu memelanai keledai bersama hambanya menemui Elisa di Gunung Karmel. Elisa menyuruh Gehazi hambanya melihat jenazah anak itu dan meletakkan tongkatnya di badan anak itu. Tetapi anak itu tetap dalam keadaan mati (2 Raj 4:24,25,29,31).
- Sementara perempuan itu meminta dengan sangat, agar Elisa sendiri datang menjumpai anak yang sudah meninggal. Akhirnya Elisa memenuhi permintaan perempuan itu. Ia masuk ke kamar yang biasa dipakainya, mendapatkan anak yang sudah meninggal. Elisa mendekap jenazah anak itu, sambil mendoakannya. Atas kuasa Allah, anak itu hidup lagi (2 Raj 4:30; ay.32-34).
- Apa yang harus kita buat dan kepada siapa kita memohon pertolongan bila ada anggota keluarga atau sesama kita yang meninggal? Memanggil hamba Tuhan dan mohon supaya mendoakan keluarga yang berduka, agar mendapat penghiburan dan kekuatan. Penghiburan dan kekuatan sejati ada pada Tuhan. Maka kehadiran hamba Tuhan menjadi penting dalam pendampingan keluarga yang berduka.
- Kematian dapat terjadi kepada siapa saja dan dimana saja sesuai kehendak Tuhan. Tidak ada seorang pun yang dapat menghambat peristiwa kematian (Mzm 90:3).Tuhan bertindak sesuai kehendak- Nya yang terbaik. Kita semua tanpa kecuali pasti akan mati. Kapan itu terjadi? Kita tidak tahu. Kita perlu sadar, jarak antara hidup dan mati hanya selangkah (I Sam 20:3b). Namun yang indah, dibalik kematian orang percaya ada kebangkitan dan hidup yang kekal (Yoh 11:25-26).
Doa: Tuhan biarlah kami menyadari akan kefanaan hidup kami. Dengarlah doa semua anak-anak-Mu di saat berduka, agar kami mendapatkan kekuatan dan penghiburan. AMIN.
SELAMAT BERAKHIR PEKAN (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.
BERDOA, BILA ADA YANG MENINGGAL