Nas: “Sementara mereka berjalan terus sambil bercakap-cakap, tiba-tiba kereta berapi dengan kuda berapi datang memisahkan keduanya, dan Elia naik ke surga dalam angin badai,” (ay.11).
- Sesuai kehendak Allah, pada waktu yang ditetapkan-Nya, Elia naik ke surga dalam angin badai. Elia di jemput kereta berapi dan kuda berapi yang memisahkan dia dengan Elisa muridnya. Dahsyat, luar biasa ia tidak mengalami kematian. Elia adalah seorang beriman, berani menentang kejahatan dan setia dalam pelayanan. Tuhan berkenan akan kehidupannya (ay.11; Mat 17:1-5).
- Ketika Elisa melihat Elia naik ke surga, ia berteriak “Bapaku, Bapaku! Kemudian ia tidak melihatnya lagi. Ia merenggut pakaiannya dan mengoyakkannya menjadi dua. Kemudian Ia memungut jubah Elia yang terjatuh. Ketika jubah itu dipakai memukul sungai Yordan, air sungai Yordan terbagi dua. Kini kuasa kenabian Elia telah ia terima sebagai warisan iman dalam estafet pelayanan yang akan diteruskannya (ay.12-14).
- Apa yang kita harapkan diakhir hidup dan pelayanan kita? Keberhasilan mengumpulkan kekayaan atau suatu kedudukan yang baik, atau popularitas? Kata Ayub, kalau kita mati, kita tidak akan membawa sesuatu apapun, seperti kita lahir tidak membawa sesuatu apapun (Ayb 1:20-21). Yang terindah ialah , jika Tuhan berkenan menjemput kita masuk dalam kemuliaan-Nya yang kekal (Yoh 3:16; 14:2-3).
- Selain itu pula, kita dapat meninggalkan “warisan iman” dalam estafet pelayanan, kepada anak-anak kita dan bagi generasi muda, generasi masa depan. Kuasa dalam pelayanan, pasti Tuhan berikan bagi mereka yang siap dan rela meneruskan tugas, dalam estafet pelayanan yang Tuhan telah siapkan. Mari mencontohi kehidupan dan pelayanan Elia dan Elisa.
Doa: Tuhan Yesus, kerinduan kami, di akhir hidup dan pelayanan kami, agar Tuhan menjemput kami masuk ke dalam kemuliaan surga yang kekal, yang Tuhan siapkan bagi orang percaya. AMIN.
SELAMAT BERJUANG (siz).
Pdt. Sealthiel Izaak STh.,MSi.
ELIA NAIK KE SURGA.